BAGIAN PERTAMA
P
|
ertemuan singkat rasa itu berawal dari
posisi aku sebagai tekhnisi computer yang begitu meredahkan segala kegiatan aku
di waktu senggang, saat itu pun aku mendapat sebuah panggilan untuk sedikit
memperbaiki program yang ada dileptop Kaka imoet “panggilan yang sering
disebut”. aku pun segera untuk memperbaiki leptop Kaka imoet.
Aku :
“Apa yang harus aku perbaiki Kaka imoet…….?”
Kaka Imoet : “ini
programnya De’….”
Aku :
“Oh…. Ya sudah aku segera akan perbaiki”
Kaka Imoe :
”terima kasih ya De’…”
Aku :
“ sama-sama Kaka imoet...”
“Saat jari-jemari aku mulai menari di atas keyboard dengan
lincahnya Kaka imoet pun serius melihat segala aktivias jari-jemari aku. Tak
ada sedikit kata yang yang saling terucap dimulut kita berdua, “hanya satu
patah kata yang mereka sling lontarkan, itu pun mesti kalau benar-benar harus
diucapkan”. Dengan rasa canggung dan rasa malu diantara kita berdua menjadi
sebuah pertanda dimana akan merasakan betapa dekatnya hidup kita, namu saat
semuanya telah berlalu rasa itu pun biasa-biasa saja tidak ada sedikit pun
terfikirkan untuk ingin dapat berjumpa lagi, sebenarnya beberapa kali ketemu
aku dan dia tidak ada sedikit pun untuk berfikir atau pun berharap bisa
merasakan sebuah “perasaan singkat itu”,
atau pun untuk mengharapkan Kaka Imoet menjadi bagian sebuah kisah hidup
aku.
Semuanya telah selesai pada saat itu. Waktu kian memburu
terus dan terus mengiringi arah langkah hidup aku, berharap bisa menikmati
ketenangan dan kebahagiaan di dalam sebuah arti kehidupan yang sebenarnya, aku
berusaha untuk tumbuh dan tumbuh dewasa. Selaras langkah yang aku ayunkan mencoba
untuk melewati disetiap nafas aku.
Seperti biasa aku menjalani hidup dengan penuh pasti. Waktu
kian berlalu terus berjalan tak henti, aku pun berjumpa dengan dia saat dimana
waktu mencoba memberikan lembaran-lembaran kisah itu, namun ternyata itu semua
ungkapan yang tak mungkin aku harus lakukan. Karena semua itu bukan untuk ku
dan juga bukan untuknya. Ternyata itu adalah bayang-bayang kehidupan……”
Tibalah saatnya waktu dimana aku dan dia benar-benar
merasakan perasaan itu”…. Seperti biasa aku dipanggil sebagai tekhnisi computer
bukan sebagi seorang kekasih atau pun seorang pujangga dalam hatinya…. “gemuruh
aku lontarkan dalam benak”. Setelah aku sampai dirumah kaka imoet dengan
langkah pasti sesuai dengan sedikit kemampuan programer ilmu computer ku menghampirinya.
Aku : “kaka imoet hai ketemu lagi ne…. “dengan
sapaan
lembut aku
sampaikan”..
Kaka imoet :
“hai juga De’…..”
Aku :
“gima kabarnya……? Si munggil …..
Kaka imoet :
“g tau nich De’…… susah ngeblenk gtuh..”
Aku :
“ya sudah, De’ coba liat dulu y kaka…..”
Kaka Imeot :
“ya De’……
Setelah aku coba otak atik si mungil (sebutan leptop kaka imoet) dengan
rasa bingung dan kekhawatiran aku terus coba dan mencoba…. Karena kerusakan si
mungil tu bukan dari programnya tapi karena perangkat kerasnya (hadware), apa
lagi aku kurang menguasai tentang hadware. waktu terus berjalan… aku terus
mencoba…”dengan rasa gundah dihati” disekeliling ku penuh dengan tanda Tanya…..
“keresahan di hati bertambah menggumam”….. hhhhuuuuuuuuuu….. “keluhan dalam
hati ku melepaskan kesulitan”. Setelah aku benar-benar tahu apa yang di alami
si mungil akhirnya aku simpulkan….
Aku : “kaka……
Kaka imeot : “y De’…. Kenapa…..?
Aku : “Maaf kaka… ini sebenranya hadwarenya (perangkat keras) yang
rusak, jadi menghambat Proses si mungil, fatalnya ini data bisa
hilang semua..”
Kaka Imoet : “ko bisa c De’……?
Aku : “soalnya HDD (Hardisk) yang rusak…. Kaka
sebenarnya ada lagi yang rusak…. Kaka..?”
Kaka imoet : “waahhhhhhh……!!!!! Yang bener c De’
“dengan
rasa penyesalan di hati dan rasa kesal,”
aku : “ sudah ya kaka…. De’ akan coba berusaha lagi
agar si munggil bisa di sembuhi… “dengan
sedikit
memberi ketenangan”.
Kaka imoet : “tapi De’….. bisakan usahain datanya
jangan
Sampai
hilang……”dengan penuh rasa harapan”
Aku : “ya kaka…, De’ akan terus berusaha semampunya..
Kaka
ini sebenarnya si mungil kenapa….? Ko bisa
Parah seperti ini c…….?”dengan rasa
penasaran”.
Kaka imoet : “
De’ sebenarnya ini si mungil pernah jatuh…
“dengan rasa penyesalan akhirnya
terbuka juga”
Aku : “Pantesan kaka.. ini si mungil
parah kaya gini….”
Kaka imoet : “terus gimana De’……? Masih bisa
diselametin
Datanya De’……? ”dengan rasa pengarapan yang
besar”
Aku : “Ya Kaka Insya Allah,.. De’
berusaha biar si
munggil bisa menemani aktivitas kaka….”
Kaka Imoet : “terima kasih banyak y De’……” dengan
penuh
Pengharapan”.